Perkembangan biokimia




2.1 Perkembangan
Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan progesif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Seperti yang dikatakan oleh Van den Daele “ Perkembangan berarti perubahan secara kualitatif”. Ini berarti bahwa perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa sentimeter pada tinggi badan seseorang atau peningkatan kemampuan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks.
            Pada dasarnya ada dua proses perkembangan yang saling bertentangan yang terjadi secara serempak selama kehidupan, yaitu pertumbuhan atau evolusi dan kemunduran atau involusi. Keduanya mulai dari pembuahan dan berakhir dengan kematian. Dalam tahun-tahun pertama pertumbuhan berperan, sekalipun perubahan-perubahan yang bersifat kemunduran terjadi semenjak kehidupan janin. Pada bagian kehidupan selanjutnya kemunduran yang berperan sekalipun pertumbuhan tidak berhenti, rambut tumbuh terus dan sel-sel terus menerus berganti. Pada usia lanjut, beberapa bagian tubuh dan alam pikiran lebih banyak berubah daripada yang lain.
            Manusia tidak pernah statis. Semenjak pembuahan hingga ajal selalu terjadi perubahan, baik dalam kemampuan fisik maupun kemampuan psikologis. Piaget menjelaskan bahwa struktur itu “tidak pernah statis dan sudah ada semenjak awal”. Dengan perkataan lain, organisme yang matang selalu mengalami pembuahan yang progesif sebagai tanggapan terhadap kondisi yang bersifat pengalaman dan perubahan-perubahan itu mengakibatkan jaringan interaksi yang majemuk (87).
Sekalipun perkembangan itu berkesinambungan, seperti yang ditunjuk, Bower, dalam arti bahwa perkembangan itu merupakan proses siklik dengan berkembangnya kemampuan-kemampuan dan kemudian menghilang, dan yang akan muncul kembali pada usia berikutnya. Dalam hal ini bukan berkesinambungan dalam arti senantiasa meningkat, tetapi merupakan serangkaian gelombang dengan seluruh bagian perkembangan yang terjadi lagi secara berulang. Msialnya, dijelaskan Bower, bayi yang baru lahir dapat berjalan kalau dituntun, kemudian kebisaan ini menghilang dan hanya akan muncul lagi pada usia delapan atau sepuluh bulan selanjutnya dikatakan bahwa pelbagai penjelasan mengenai “proses pengulangan dalam perkembangan ini kelihatanya berbeda-beda tergantung pada pengulangan tertentu mana yang akan dijelaskan. Namun dari semua penjelasan itu ada kesamaannya yakni bahwa kesemuanya mempertahankan anggapan bahwa pertumbuhan psikologis meskipun kelihatan terbalik tumbuhnya merupakan proses yang berkesinambungan dan bersifat tambahan”.
2.2 Fakta – Fakta dalam perkembangan
Untuk memahami pola perkembangan, banyak fakta tertentu yang sifatnya fundamental dapat diramalkan harus dipertimbangakan. Masing-masing fakta ini mempunyai implikasi penting yang akan diterangkan pada halaman-halaman berikutnya.
1.         Dasar – dasar Pemulaan adalah sikap Kritis
Fakta pertama yang penting tentang perkembangan adalah bahwa dasar-dasar permulaan adalah sikap kritis, sikap, kebiasaan dan pola perilaku yang dibentuk selama tahun-tahun pertama. Sangat menentukan seberapa jauh individu-individu berhasil menyesuaikan diri dalam kehidupan ketika mereka bertambah tua. Karena dasar-dasar permulaan cenderung mapan, maka penting bahwa dasar-dasar itu dapat mengarah kepada penyesuaian diri pribadi dan penyesuaian social yang baik bila individu itu bertambah tua.
Beberapa tahun yang lampau, James sudah mengingatkan “dapatkan anak-anak yang masih muda ini menyadari betapa cepatnya mereka mampu mengelilingi sekitar lingkungannya? Seharusnya mereka lebih memperhatikan tingkah lakunya selagi masih dalam keadaan lentur begini”. Sama halnya dengan pandangan yang diungkap oleh Pijou “Banyak ahli psikologi anak mengatakan bahwa tahun-tahun prasekolah, sekitar dua sampai lima tahun, adalah salah satu tahapan yang penting”. Kalau tidak yang paling penting dalam seluruh tahapan perkembangan dan analisis tradisional. Tahapan itu juga berkesimpulan yang sama. Periode itu adalah periode dimana diletakkan dasar struktur perilaku yang kompleks yang dibentuk di dalam kehidupan seorang anak”
White berpendapat bahwa dasar-dasar yang diletakkan selama dua tahun pertama dari kehidupan merupakan dasar yang paling kritis. Menurut White, sumber kemampuan manusia ditemukan dalam masa kritis antara delapan dan delapan belas bulan. Selanjutnya diterangkah bahwa pengalaman-pengalaman anak selama rentang waktu ini lebih menentukan kemampuan di kemudian hari daripada sebelum atau sesudahnya.
Erikson berpendapat bahwa masa bayi merupakan masa individu belajar sikap-sikap percaya atau tidak percaya, tergantung pada bagaimana orang tua memuaskan kebutuhan anaknya akan makanan, perhatian, dan kasih sayang. Diungkapkan bahwa sikap-sikap ini kurang lebih mapan selama hidup dan mewarnai persepsi individu terhadap orang lain dan situasinya (35).
Pola-pola pertama cendurung mapan tetapi bukan berarti tidak dapat berubah. Ada tiga kondisi dimana perubahan cenderung terjadi.
Pertama, perubahan dapat terjadi apabila individu memperoleh bantuan atau bimbingan untuk membuat perubahan. Misalnya beberapa orang tua berhasil melatih seorang anak lebih baik menggunakan tangan kanannya daripada tangan kiri.
Kedua, perubahan cenderung terjadi apabila orang-orang yang dihargai memperlakukan individu dengan cara-cara yang baru atau yang berbeda. Anak-anak yang telah dilatih untuk percaya bahwa mereka sebaiknya “ dilihat bukan didengar ” dapat didorong untuk lebih bebas mengekspresikan dirinya oleh guru membuat bahwa mereka mempunyai andil untuk disumbangkan pada kelompoknya.
Kondisi ketiga yang dapat menyebabkan perubahan adalah apabila ada motivasi yang kuat dari pihak individu sendiri untuk membuat perubahan. Kalau perilaku memperoleh imbalan dalam bentuk persetujuan social, maka hanya ada sedikit motivasi untuk membuat perubahan. Di lain pihak, apabila perilaku itu menmbulkan ketidaksetujuan sosial akan timbul motivasi yang kuat untuk berubah.
Dengan mengetahui bahwa dasar-dasar permulaan cenderung menetap, memungkinkan orang untuk meramalkan perkembangan anak di masa yang akan datang dengan tepat. Misalnya anak pendiam, introvert, tidak mungkin berkembang menjadi ekstrovert. Dan anak yang kurang berminat atau tidak berminat untuk bersekolah atau terhadap kegiatan sekolah tidak mungkin menjadi pelajar atau warga negara yang berpendidikan baik.
2.         Peran Kematangan dan Belajar dalam Perkembangan
            Faktor kedua yang penting dari perkembangan adalah bahwa kematangan dan belajar memainkan peranan yang penting dalam perkembangan. Kematangan adalah terbukanya sifat-sifat bawaan individu. Dalam fungsi philogenetik. Fungsi-fungsi yang lazim ditemui pada manusia seperti merangkak, duduk dan berjalan perkembangan berasal dari kematangan. Belajar dalam bentuk pelatihan, sedikit manfaatnya, sekalipun pengenalan terhadap lingkungan mengurangi kesempatan untuk praktek dapat menghambat perkembangan kematangan memberikan bahan dasar untuk belajar dan menetukan pola-pola umum dan urutan-urutan perilaku yang lebih umum.
Belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha-usaha pada pihak individu. Dalam fungsi ontogenetik fungsi-fungsi yang khusus pada individu seperti menulis, mengemudi atau berenang belajar dalam bentuk pelatihan adalah sangat penting. Tanpa fungsi tersebut perkembangan tidak akan terjadi.
Tiga fakta penting timbul dari pengetahuan kita akan saling keterhubungan antara kematangan dan belajar sebagai penyebab perkembangan yaitu
          pertama, karena manusia mampu belajar, maka keanekaan mungkin terjadi, Perbedaan-perbedaan individu dalam kepribadian, sikap-sikap dan pola-pola perilaku terjadi bukan karena kematangan saja tetapi dari kematangan dan belajar.
          Kedua, kematangan memberi batasan dimana perkembangan tidak dapat memperoleh kemajuan sekalipun dengan metode belajar yang paling disukai dan dengan motivasi yang kuat dari pihak yang belajar. Kegagalan dapat disebabkan oleh kesulitan genetik potensi-potensi yang genetik berkembang.
          Ketiga, ada “jadwal” yang pasti untuk belajar. Individu tidak dapat belajar sampai dirinya siap. “Kesiapan perkembangan” atau kesiapan untuk belajar. Menetukan saat kapan belaja itu dapat dan harus dilakukan. Harris menekankan pentingnya untuk memperoleh kesempatan belajar bila individu itu sudah siap. “Mungkin, orang yang terlambat untuk melakukan pelatihannya tidak akan merealisasikan segala kemampuannya”.
3.         Perkembangan Mengikuti Pola yang Tertentu dan yang dapat Diramalkan
Fakta ketiga yang penting dalam perkembangan adalah bahwa perkembangan itu mengikuti pola tertentu dan yang dapat diramalkan. Misalnya, pola-pola teratur dari perkembangan fisik, motor, bicara dan perkembangan intelektual.
Jika kondisi lingkungan tidak menghambat, pekembangan akan mengikuti pola yang berlaku umum. Misalnya, bayi yang merangkak sebelum berjalan dan minat terhadap seks baru muncul setelah terjadi perubahan-perubahan pubertas.
Kondisi lingkungan penting karena kondisi ini memungkinkan kita meramalkan apa yang akan dilakukan orang pada usia tertentu dan merencanakan pendidikan dan pelatihan mereka sesuai dengan pola ini. Kalau perkembangan tidak dapat diramalkan, tidak mungkin merencanakan setiap periode tentang kehidupan. Misalnya, orang-orang usia pertengahan tidak akan mempunyai orientasi ke depan untuk membuat rencana sehubungan dengan menurunnya kesehatan dan berkurangnya penghasilan dengan bertambahnya usia mereka. Dan orang tua tidak mampu membuat rencana pelatihan yang diperlukan untuk anak-anak mereka hingga sesuai dengan masa hidup dewasanya.
4.         Semua Individu Berbeda
Fakta keempat adalah bahwa semua individu berbeda. Seperti yang ditekankan oleh Dobzhansky. “Setiap orang secara biologis dan genetis benar-benar berbeda satu dari yang lainnya bahkan dalam kasus bayi kembar. Dan terbukti bahwa perbedaan-perbedaan itu semakin bertambah, bukannya mengurang, semenjak anak-anak berajak dari masa kanak-kanak ke masa remaja dan akhirnya ke usia lanjut. Neugarten mengemukakan bahwa “orang-orang dewasa tidak saja jauh lebih kompleks ketimbang anak-anak, tetapi juga mereka lebih berbeda satu dari yang lainnya, dan perbedaan ini semakin meningkat dengan beralihnya mereka dari usia muda ke usia lanjut”.
Karena semua individu berbeda, tidak dapat diharapkan bahwa dua orang tertentu akan bereaksi dengan cara yang sama terhadap rangsangan lingkungan yang sama. Anak-anak penakut tidak sama reaksinya dengan anak-anak yang agresif. Dan mereka yang tenang dan santai tidak merasa terganggu dengan kepindahan keluarga dibandingkan dengan mereka yang pemalu dan peka.
Karena tidak ada dua individu yang memiliki sifat-sifat bawaan dan pengalaman-pengalaman lingkungan yang sama, orang tidak pernah dapat meramalkan secara tepat, bagaimana orang akan bereaksi terhadap situasi, sekalipun ada informasi yang luas tentang kemampuan-kemampuan mereka yang diturunkan dan sekalipun diketahui bagaimana orang pada umumnya berperilaku adalam situasi yang sama. Juga seseorang tidak dapat mengharapkan hasil yang sama dari orang dengan perkembangan usia dan intelektual yang sama. Dan akhirnya, perbedaan individual justru berarti karena perbedaan ini diperlukan bagi individualitas dalam pembentukan kepribadian. Individualitas bukan hanya membuat orang menyenangkan, tetapi juga memungkinkan kemajuan sosial.
5.         Setiap Tahap Perkembangan Mempunyai Perilaku Karakteristik
Fakta kelima adalah bahwa setiap tahapan perkembangan mempunyai pola perilaku yang karakteristik. Pola-pola itu ditandai dengan periode equilibrium. Apabila individu dengan mudah menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan dan akhirnya, berhasil mengadakan penyesuaian pribadi dan penyesuaian social yang baik. Pola-pola itu ditandai dengan periode disequilibrium, apabila mereka mengalami kesulitan dalam penyesuaian yang mengakibatkan penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial menjadi buruk.
Sekalipun tidak perlu diragukan kebenarannya bahwa beberapa tahap perkembangan ke arah pendewasaan ditandai dengan perilaku yang lebih sulit dibandingkan dengan tahap-tahap lainnya. Tidak ada tahap di mana perilaku yang karakteristik itu tidak dianggap sebagai “perilaku yang sulit” dipandang dari standar dewasa. Hanya, apabila perilaku individu sejenis dengan usia tertentu dan dapat mengakibatkan penyesuaian diri yang buruk, baru dianggap sebagai perilaku yang sulit. Dalam kebanyakan contoh perilaku demikian bersifat kekanak-kanakan dalam arti bahwa perilaku itu hanya dijumpai pada tingkat usia yang lebih muda.
6.         Setiap Tahap Perkembangan Mempunyai Resiko
Fakta keenam adalah bahwa setiap tahapan perkembangan mempunyai risiko. Ada bukti yang kuat bahwa setiap periode dalam rentang kehidupan dihubungkan dengan risiko perkembangan tertentu entah berasal dari fisik, psikologis atau lingkungan maupun masalah-masalah penyesuai yang tak dapat dihindari.
7.         Perkembangan Dibantu Rangsangan
Fakta ketujuh adalah bahwa perkembangan itu dibantu oleh adanya rangsangan. Walaupun sebagian besar perkembangan itu akan terjadi karena kematangan dan pengalaman-pengalaman dari lingkungan, masih banyak yang dapat dilakukan untuk membantu perkembangan seoptimal mungkin. Ini dapat dengan merangsang perkembangan yang secara langsung mendorong individu untuk mempergunakan kemampuan yang terdapat dalam proses perkembangannya. Rangsangan ternyata paling efektif pada saat suatu kemampuan sedang bekembang secara normal, sekalipun di setiap saat juga penting.
Pentingnya peran rangsangan bahkan telah ditunjukkan pada kasus anak-anak yang lahir premature. Ditemukan bahwa perawatan bayi-bayi premature merangsang mereka dengan menggerakkan anggota tubuh, membalikkan ke posisi yang lain dan berbicara dengan mereka. Dan bayi-bayi premature akan berkembang lebih cepat daripada mereka yang tidak dirangsang, yang didiamkan dan ditelantarkan tanpa dipenuhi kebutuhan fisiknya sebagaimana biasanya dilakukan dirumah-rumah sakit di Amerika saat ini. Tingkat kematian pun lebih rendah dibandingkan dengan bayi-bayi premature yang tidak dirangsang. Acara pendidikan ditelevisi “Sesame Street” berhasil merangsang minat baca anak-anak prasekolah. akibatnya, anak-anak yang secara teratur mengikuti acara ini lebih cepat belajar membaca ketimbang mereka yang tidak menontonnya dan di tingkat usia mana pun kemampuan membaca mereka lebih unggul.
8.         Perkembangan Dipengaruhi Oleh Perubahan
Factor kedelapan adalah bahwa perkembangan dipengaruhi perubahan budaya. Karena perkembangan individu dibentuk untuk menyesuaikan diri dengan standar-standar budaya dan segala hal yang ideal, maka perubahan-perubahan dalam standar-standar tersebut akan mempengaruhi poa perkembangan. Misalnya, di masa lalu standar pola perilaku anak laki-laki dalam banyak hal sangat berbeda dari standar perilaku yang dianggap tepat untuk anak perempuan. Orang tua dan guru mengetahui bahwa mereka diharapkan membentuk perilaku anak-anak sesuai dengan standar yang berlaku. Sekarang ini, adanya beberapa orang dewasa yang lebih menyukai peran seks yang tradisional dan orang-orang lain lebih menyukai persamaan seks. Orang tua dan guru sering kali tidak tahu pola budaya mana yang dipakai sebagai standar.
Kalau orang-orang dewasa menentukan bahwa gaya hidup santai, dan ceria lebih bermanfaat ketimbang sekedar penumpukan uang. Dan apabila nilai budaya seperti itu dapat diterima oleh kelompok sosial golongan mereka. Maka gaya hidup demikian dengan jelas mempengaruhi pola perkembangan minat dan perilaku anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga dengan satu orang tua belajar menyesuaikan dengan standar perilaku yang dapat diterima secara budaya bagi keluarga seperti itu standar yang dalam banyak hal berbeda dari standar yang berlaku dalam keluarga dengan dua orang tua.
9.         Harapan Sosial pada Setiap Tahap Perkembangan
Faktor kesembilan adalah bahwa terdapat harapan sosial untuk setiap tahap perkembangan. Setiap kelompok budaya mengharap anggotanya menguasai keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui pada berbagai usia sepanjang rentang kehidupan. Havighurst menamakannya tugas – tugas dalam perkembangan menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah “tugas yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang jika berhasil akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya” beberapa tugas terutama muncul sebagai akibat dari kematangan fisik, seperti belajar berjalan, yang lain terutama berkembang dari adanya tekanan-tekanan budaya dari masyarakat, seperti belajar membaca dan yang lain lagi tumbuh dari nilai-nilai dan aspirasi-aspirasi individual, seperti memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan. Tetapi pada umumnya, tugas-tugas dalam perkembangan muncul dari ketiga macam kekuatan ini secara serempak.
Tujuan tugas dalam perkembangan tugas-tugas dalam perkembangan mempunyai tiga macam tujuan yang sangat berguna, yaitu :
          Pertama, sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarkat dari mereka pada usia-usia tertentu. Misalnya, orang tua dapat dibimbing dalam mengajari anak-anak mereka yang masih kecil untuk menguasai berbagai keterampilan. Dengan pengertian bahwa masyarakat mengharapkan anak-anak menguasai keterampilan-keterampilan terssebut pada usia-usia tertentu dan bahwa penyesuaian diri mereka akan sangat dipengaruhi oleh seberapa jauh mereka berhasil melakukannya.
          Kedua dalam memberi motivasi kepada setiap individu untuk melakukan apa yang diharapkan dari mereka oleh kelompok social pada usia tertentu sepanjang kehidupan mereka. Dan akhirnya, menunjukkan kepada setiap individu tentang apa yang akan mereka hadapi dan tindakan apa yang diharapkan dari mereka kalau pada tingkat perkembangan berikutnya.
10.       Keyakinan Tradisional Akan Manusia Pada Semua Tingkat Usia      
Fakta kesepuluh yang penting tentang perkembangan adalah bahwa ada keyakinan tradisional akan manusia dalam semua tingkat usia. Keyakinan akan ciri-ciri fisik dan psikoogis ini mempengaruhi penilaian orang lain maupun evaluasi diri sendiri. Dalam kebudayaan kita, stereotip yang berhubungan dengan usia lanjut dpat mengakibatkan perlakuan yang kurang menyenangkan terhadap orang-orang dalam kehidupan masa tuanya. Diterimanya stereotip ini oleh mereka yang berkembang menjadi tua menyebabkan ketidakbahagiaan selama usia tua dan juga merupakan faktor penting dalam penurunan fisik dan mental
2.3 Lansia
Usia tua adalah preode penutupan dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu priode dimana periode hidup seseorang telah “beranjak jauh”dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat. Bila seseorang yang sudah beranjak jauh dari priode hidupnya yang terlalu, ia sering melihat masa lalunya, biasanya dengan penuh penyesalan dan cenderung ingain hidup masa sekarang, mengabaikan masa depan sedepan mungkin.
            Usia enampuluhan biasanya di pandang sebagai garis pemisah antara usia madya dan usia lanjut. Akan tetapi seorang sering menyadari bahwa usia krinologis merupakan kriteria yang kurang baik dalam menandai permulaan usia lanjut karena terdapat perbedaan tertentu diantara individu-individu dalam usia pada saat mana usia lanjut mereka mulai.
            Karena kondisi kehidupan dan perawatan yang lebih baik, kebanyakan pria dan wanita zaman sekarang tidak menunjukkan tanda-tanda ketuaan mental dan fisiknya sampai usia enam puluh lima, bahkan sampai awal tujuhpuluhan. Karena asalan tersebut, ada kecendrungan yang meningkat untuk menggunakan usia enam puluh lima sebagai usia pensiun dalam berbagai urusan, sebagai tanda mulainya usia lanjut.
            Tahap terakhir dalam rentang kehidupan sering dibagi menjadi usia lanjut dini, yang berkisar antara usia enam puluh sampai tujuh puluh dan usia lanjut yang miali pada usia tujuh puluh sampai akhir kehidupan seseorang. Orang dalam usia enam puluh biasanya di golongkan dalam usia tua, yang berarti antara sedikit lebih tua mereka mencapai usia tujuh puluh, yang menurut standar beberapa kamus berarti makin lanjut usia seseorang dalam periode hidupnya dan telah kehilangan kejayaan masa mudanya.
2.4 Ciri – Ciri Usia Lanjut
Sama seperti setiap periode lainnya dalam rentang kehidupan seseorang, usia lanjut ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis tertentu, efek-efek tersebut menentukan, sampai sejauh tertentu,apakah pria atau wanita usia lanjut akan melakukan penyesuaian diri secara baik atau buruk dari pada yang baik dan kepada kesengsaraan dari pada ke bahagiaan. Itulah sebabnya mengapa usia lanjut lebih ditakuti dari pada usia madya dalam ke budayaan America.
1.         Usia lanjut merupakan periode kemunduran
            Selama bagian dari kehidupan perubahan itu bersifat evolusionaldalam arti bahwa orang selalu menuju pada kedewasaan dan keberfungsian. Sebaliknya, pada bagian selanjutnya, mereka tidak evolusional lagi, yang mencabut regresi awal. Perubahan-perubahan sesuai hukum kodrat manusia yang pada umumnya dikenal dengan istilah”menua”. Perubahan-perubahan tersebut mempengaruhi struktur baik fisik maupun mentalnya dan keberfungsiannya juga.
            Periode selama usia lanjut, ketika kemundura fisik dan mental  terjadi secara berlahan berharap pada waktu kombinasi taerhadap penurunan ini dapat dilakukan ,dikarenakan , dikenal sebai “senescence” yaitu masapross menjadi tua. Usia seorang akan menjadi orang semakin tua pada usia lima puluhan tidak sampai mencapai awal atau akhir usia enampuluhan, tergantung pada laju kemunduran fisik dan mental
            Pemunduran itu sebagai datang dari faktor fisik dan sebagian lagi dari faktor fisikologi   penyebab fisik kemunduran ini merupakan suatu perubahan pada sel-sel tubuh bukan karna penyekit khusus tapi karna proses semua, kemunduran dapat juga mempunyai penyebab, psikologis . sikap tidak senang terhadap diri sendiri diri , orang lain, pekerjaan , dan kehidupan padaumumnya dapat menuju ke keadaan unzur, karna terjadi perubahan pada lapisan otak.akibatnya, orang menurun secara fisik dan mental dan mungkin akan segera mati.bagai mana seseorang mengatasi ketegangan dan stres hidup akan mempengaruhi laju kemunduran itu.
            Demikian juga halnya bahwa motifasi memainkan peranan penting dalam kemunduran. Seseorang yang me mpunyai motifasi rendah untukh mempelajari hal-hal baru, atau ketinggalan dalam penampilan, sikap atau pola perilaku, akan semakin memburuk lebih cepat dari pada orang yang mempunyai motifasi yang kuat. Masa luang yang baru akibat tumbuhnya masa pensiunsering membawa kebosanan yang semakin memperkecil dan melelahkan motifasi seseorang
2.         Perbedaan individu pada efek menua
            Perbedaan individu pada efek menua telah di kenal sejak ber abad –abad yang lalu. Ciero misalnya, dalam bukunya De Scnectuten, menakan hal ini dalam referensinya kepada keyakinan populer bahwa menua itu membuat orang sulit hidup. Menurut dia, “usia tua itu tidak seperti anggur, karena tidak pada setiap bagian dapat timbul bahasa asam sesuai dengan usianya”.
            Dewasa ini, bahkan lebih banyak terjadi dari pada dahulu kala bahwa menua itu mempengaruhi orang-orang secara berbeda maka tidak memungkinkan mengklasifikasikan seseorang sebagai manusia lanjut yang “tipikal dan ciri” tipikal dari usia lanjut.orang menjadi tua secara berbeda karena mereka menpunyai sifat bawaan yang berbeda, sosioekonomi dan latar pendidikan yang berbeda dan pola hidup yang berbeda. Perbedaan kelihatan di antara orang-orang yang mempunyai jenis kelamin yang sama,dan semakin nyata bila pria dibandingkan dengan wanita karena menua terjadi dengan laju yang berbeda pada masing-masing jenis kelamin.
            Sebagai kebiasaan hukum umum bahwa penuaan fisik lebih cepat di bandingkan dengan penuaan mental,walaupun hal yang sebaliknya juga kadang-kadang terjadi, terutama apabila seseorang sangat memikirkan proses ketuaannya dan membiarkan saja penuaan mentalnya.
            Usia tua dinilai keriteria yang berbeda karna arti tua itu sendiri kabur dan tidak jelas dan tidak dapat di batasi pada anak muda maka orang cenderung menilai tua itu dalam hal penampillan dan kegiatan fisik. Bagi usia tua anak-anak adalah lebih kecil di bandingkan dengan orang dewasa dan harus di rawat sedangkan orang dewasa adalah sudah besar dan dapat merawat diri sendiri. Orang tuamenpunyai rambut putih dan tidak lama lagi berhenti dari pekerjaan sehari-hari
Pada waktu anak – anak mencapai remaja mereka menilai usia lanjut dalam cara yang sama dengan cara penilaian orang dewasa yaitu dalam hal penampilan diri dan apa yang dapat dan tidak dapat dilakukannya.dengan mengetahui bahwa hal tersebut merupakan dua criteria yang amat umum untuk menilai usia mereka banyak orang berusia lanjut melakukan segala apa yang dapat mereka sembunyikan atau samarkan yang menyangkut tanda – tanda penuaan fisik dengan memakai pakaian yang biasa dipakai orang muda dan pura – pura mempunyai tenaga muda,inilah cara mereka untuk menutupi diri dan membuat ilusi bahwa mereka belum lanjut usia.
3.         Sikap social terhadap usia lanjut
Pendapat klise tentang usia lanjut mempunyai pengaruh yang besar terhadap usia lanjut maupun terhadap orang berusia lanjut. Bernet adalah sulit untuk mengagungkan usia lanjut atau sulit juga menyuguhkan daya tarik seksual,dalam kondisi demikian,seberapa jauh tidak menyenangkan hal tersebut dinyatakan oleh survey berskala nasional tentang pendapat dari berbagai daerah terhadap orang berusia lanjut dengan membandingkan dengan pendapat diri dari mereka yang berusia lanjut.
Anti penting tentang sikap social terhadap usia lanjut yang tidak menyenangkan mempengaruhi cara mereka memperlakukan orang usia lanjut sebagai pengganti penghormatan dan penghargaan terhadap orang usia lanjut dan sebagai ciri – ciri banyak kebudayaan sikap social di amerika mengakibatkan orang usia lanjut merasa bahwa mereka tidak lagi bermanfaat bagi kelompok social dan dengan demikian maka lebih banyak menyusahkan daripada sikap yang menyenangkan.
4.         Orang usia lanjut mempunyai status kelompok minoritas
Walaupun ada fakta bahwa jumlah orang usia lanjut di amerika dewasa ini bertambah banyak tetapi status mereka dalam kelompok minoritas yaitu suatu status yang dalam beberapa hal mengecualikan mereka untuk tidak berintaksi dengan kelompok lainnya,dan memberikannya sedikit kekuasaan apapun, status sekelompok minoritas ini terutama terjadi sebagai akibat dari sikap social yang tidak menyenangkan terhadap orang usia lanjut dan diperkuat oleh pendapat klise yang tidak menyenangkan tentang mereka. 
5.           Menua Membutuhkan  Perubahan Peran
Sama seperti orang berusia madya harus belajar untuk memainkan peranan baru demikian juga bagi yang berusia  lanjut yang menggambarkan perubahan peran yang harus dilakukan orang lanjut usia. Dalam kebudayaan Amerika dewasa ini,di mana efisiensi,kekuatan ,kecepatan dan kemenarikan bentuk fisik sangat di hargai,mengakibatkan orang berusia lanjut sering di anggap tidak ada gunanya lagi.Karena mereka tidak dapat bersaing dengan orang-orang yang lebih muda dalam berbagai bidang tertentu dimana kriteria nilai sangat di perlukan ,dan sikap social terhadap mereka tidak menyenagkan.
Lebih jauh lagi, orang usia lanjut di harapkan untuk mengurangi peran aktifnya dalam urusan masyarakat dan sosial. Demikian juga halnya dalam dunia usaha dan pofesionalisme. Hal ini mengakibatkan pengurangan jumlah kegiatan yang dapat di lakukan oleh usia lanjut,dan karena nya perlu mengubah beberapa peran yang masih di lanjutkan .Perubahan peran seperti  Ini  sebaiknya di lakukan atas dasar  keinginan seseorang ,jadi bukan atas dasr tekanan yang dating dari kelompok sosial. Tetapi ,pada kenyataan pengurang an dan perubahan peran ini banyak terjadi karena tekanan sosial.
Karena sikap sosial yang tidak menyenangkan bagi kaum usia lanjut,pujian yang mereka hasilkan  dihubungkan dengan peran usia tua bukan dengan keberhasilan mereka .Perasaan tidak berguna dan tidak diperlukan lagi bagi orang usia lanjut menumbuhkan rasa rendah diri dan kemarahan ,yaitu suatu perasaan yang tidak  menunjang proses penyesuaian sosial seseorang. Busse dan Pfeiffer mengatakan “Adalah hal yang sulit untuk mempertahankan identitas positif seseorang jika tiang-tiang yang di perlukan untuk identitas peranan seseorang telah hilang”
6.         Penyesuaian yang Buruk Merupakan Ciri-ciri Usia Lanjut 
            Karena sikap sosial tidak menyenangkan lagi bagi orang usia lanjut, yang nampak dalam cara orang memperlakukan mereka,maka tidak heran lagi kalau banyak orang usia lanjut mengembangkan konsep diri  yang  tidak menyenangkan.Hal  ini cenderung di wujudkan dalam bentuk perilaku yang buruk dengan tingkat  kekerasan yang berbeda pula. Mereka yang pada masa lalunya  sulit dalam menyesuaikan diri cenderung untuk semakin jahat ketimbangyang dalam menyesuaikandiri pada masa lalunya mudah dan menyenangkan.
            Orang usia lanjut cenderung ,sebagai kelompok,lebih banyak untuk menyesuaikan diri secara buruk ketimbang orang yang lebih muda.sehubungan dengan itu Butler mengemukakan sebagai berikut:semakin hilangnya status karena kegiatan sosial di dominasi oleh orang – orang yang lebih muda ,keinginan untuk melindungi keuangan mereka untuk istri nya ,dan keinginan untuk menghindari beberapa rasa sakit atau keadaan yang tak berdaya
7.         Keinginan Menjadi Muda Kembali  Sangat Kuat Pada usia Lanjut
            Status kelompok-minoritas yang dikenakan pada orang berusia lanjut secara alami telah membangkitkan  keinginan untuk tetap muda selama mungkin dan ingin dipermudah apabila tanda-tanda menua tampak. Berbagai cara-cara kuno-kuno,obat yang termanjur untuk segala penyakit,zat kimia ,tukang sihir dan ilmu gaib digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Kemudian timbul  orang-orang yang bisa membuat orang awet muda ,yang di percayai mempunyai kekuatan magis untuk  mengubah usia lanjut menjadi muda lagi.
Sue memberi komentar sebagai berikut.
Zaman sekarang banyak orang mencari-cari cara untuk memperlambat menua dengan usaha membatasi dan mengurangi makanan dan vitamin. Sedang yang lain melakukan operasi plastik untuk menghilangkan tanda-tanda ketuaan ,kemudian menggunakan alat-alat kecantikan untuk menutupi kerut-kerut di kulitnya.semua prosedur dan usaha tersebut  merupakan  refleksi dari keasyikan orang muda yang berhubungan dengan sejarah peradaban manusia.”Obat”tersebut  mungkin tidak banyak berbeda denagan tarikan nafas gadis muda ,atau bergabung dengan sejarah Ponce de Leon dalam mencari sumber yang dapat membuat seseorang tetap awet muda “.
2.5 Tipe – Tipe Kepribadian Pada Lansia                                                                
            Pada lansia yang sehat, kepribadiannya tetap berfungsi dengan baik, kecuali kalau mereka mengalami gangguan kesehatan jiwanya atau tergolong patologik. Sifat kepribadian seseorang sewaktu muda akan lebih nampak jelas setelah memasuki lansia sehingga masa muda diartikan sebagai karikatur kepribadian lansia. Dengan memahami kepribadian lansia tentu akan lebih memudahkan masyarakat secara umum dan anggota keluarga lansia tersebut secara khusus, dalam memperlakukan lansia dan sangat berguna bagi kita dalam mempersiapkan diri jika suatu hari nanti memasuki masa lansia.
            Adapun beberapatipe kepribadian lansia adalah sebagai berikut:
a. Tipe kepribadian Konstruktif.
            Model kepribadian tipe ini sejak Muda umumnya mudah menyesuaikan diri dengan baik terhadap perubahan dan pola kehidupannya. Sejak muda perilakunya positif dan konstruktif serta hampir tidak pernah bermasalah, baik di rumah, di sekolah maupun dalam pergaulan sosial. Perilakunya baik, adaptif, aktif, dinamis, sehingga setelah selesai mengikuti studi ia mendapatkan pekerjaan juga dengan mudah dan dalam bekerjapun tidak bermasalah.
b. Tipe Kepribadian Mandiri.
            Model kepribadian tipe ini sejak masa Muda dikenal sebagai orang yang aktif dan dinamis dalam pergaulan sosial, senang menolong orang lain, memiliki penyesuaian diri yang cepat dan baik, banyak memiliki kawan dekat namun sering menolak pertolongan atau bantuan orang lain. Tipe kepribadian ini seolah-olah pada dirinya memiliki prinsip jangan menyusahkan orang lain” tetapi menolong orang lain itu  penting.
c.         Tipe kepribadian tergantung.
       Tipe kepribadian ini ditandai dengan  Perilaku yang pasif dan tidak berambisi sejak anak-anak, remaja dan masa muda. Kegiatan yang dilakukannya cenderung didasari oleh ikut-ikutan karena diajak oleh temannya atau orang lain. Karena pasif dan tergantung, maka jika tidak ada teman yang mengajak, timbul pikiran yang optimistik, namun sukar melaksanakan kehendaknya, karena kurang memiliki inisiatif dan kreativitas untuk menghadapi hal-hal yang nyata.
d. Tipe Kepribadian bermusuhan.
            Adalah model kepribadian yang  tidak disenangi orang, karena perilakunya cenderung sewenang -  wenang, galak, kejam, agresif, semauanya sendiri dan sebagainya.
e. Tipe kepribadian kritik diri.
            Ini ditandai adanya sifat-sifat yang sering menyesali diri dan mengkritik dirinya sendiri. Misalnya merasa bodoh, pendek, kurus, terlalu tinggi, terlalu gemuk dan sebagainya, yang menggambarkan bahwa mereka tidak puas dengan keberadaan dirinya. Sejak menjadi siswa mereka tidak memiliki ambisi namun kritik terhadap dirinya banyak dilontarkan
2.6 Perubahan Perkembangan Kepribadian Pada Usia Lanjut
Sebagian  besar tugas perkembangan usia lanjut lebih banyak berkaitan dengan kehidupan pribadi seseorang daripada kehidupan orang lain. Orang tua di harapkan untuk menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan dan menurunnya kesehatan secara bertahap. Hal ini sering diartikan sebagai perbaikan dan perubahan peran yang pernah dilakukan di dalam maupun di luar rumah.Mereka juga diharapkan untuj mencari kegiatan untuk mengganti tugas-tugas  terdahulu yang menghabiskan sebagian besar waktu kala mereka masih muda .
            Cepat atau lambat ,sebagian besar orang berusia lanjut perlu mempersiapkan  dan menyesuaikan diri dengan peristiwa kematian suami atau istri .Kejadian seperti ini jauh lebih menjadi masalah bagi wanita sering di banding  pria. Kematian suami bagi wanita sering berarti berkurangnya pendapatan dan timbulnua bahaya karena hidup sendiri ,sehingga perlu melakukan perubahan dalam aturan hidup.
Walaupun umumnya orang berusia lanjut pada masa anak – anak dan masa remajanya belajar agar dapat berhasil dalam berhubungan dengan teman yang seusia, akan tetapi selama masa dewasa mereka harus bergabung  dengan individu – individu dari berbagai kelompok usia .Kembali pola hidup sosial yang pernah dilakukan sering sulit di jalankan ,karena hal itu berarti bahwa saat ini setiap individu harus bergabung dengan kelompok yang sebagian besar di tolak oleh masyarakat. Sejak masa anak – anak dan remaja  sudah di ketahui bahwa bergabung dengan dengan kelompok  yang di tolak  masyarakat  luas hanya menimbulkan sedikt kebanggaan, dan orang  berusia lanjut sering rendah motivasi nya untuk terlibat dengan jenis kelompok masyarakat seperti itu.
2.6.1 Penyesuaian Diri Terhadap Perubahan Fisik Pada Usia Lanjut
Selama hal itu merupakan kebenaran yang mutlak ,bahwa perubahan kondisi fisik terjadipada usia lanjut dan sebagisn besar perubahan itu terjadi kearah yang memburuk, proses dan kecepatan nya sangat berbeda untuk masing –masing individu walaupun usia mereka sama .Selain itu juga pada bagian – bagian tubuh yang berbeda pada individu yang sama terjadi proses dan kecepatan kerusakan yang bervariasi.misalnya,organ reproduksi cepat usang di bnding organ yang lainnya .Perubahan fisik terbesar yang terjadi pada usia lanjut dan penjelasan tentang hal tersebut akan di sajikan pada uraian berikutnya .
1.         Perubahan  Penampilan
Bischof mengatakan bahwa menua berarti ”peralihan dari kacamata bifocal ‘ke trifocal dan dari gigi palsu ke kematian “.pendapat semacam ini menyarankan bahwa  kebanyakan tanda – tanda yang paling jelas dari usia lanjut hanyalah perubahan pada wajah.bahkan walaupun wanita dapat menggunakan kosmetik untuk menutupi tanda –tanda ketuaan pada wajah.tetapi selalu banyak aspek yang tidak dapat di tutupi nya .misalnya perubahan yang terjadi pada bagian – bagian lainnya pad tubuh.
2.         Perubahan  Bagian dalam Tubuh 
            Walaupun perubahan bagian dalam tubuh (perubahan internal) tidak dapat  diamati seperti bagian luar namun perubahan tersebut juga jelas terjadi dan dan menyebar keseluruh organ bagian dalam juga. Perubahan yang terjadi pada kerangka tubuh( skeleton) diakibatkan  dari mengersnya tulang – tulang ,menumpuknya  garam  mineral dan modifikasi pada susunan organ tulang bagian dalam. Akibatnya ,tulang menjdu mengapur dan mudah retak atau patah ,dan sembuhnya lambat sesuai dengan bertambahnya usia .
Perubahan pada sistem syaraf  (nervous  system) yang sangat perlu diperhatikan adalah pada otak.pada usia lanjut ,berat otak berkurang,bilik – bilik jantung melebar sedang pita jaringan cortical menyempit. Sistem syaraf pusat juga berubah sejak awal periode lanjut  perubahan tersebut ketahuan dari  menurunnya kecepatan belajar sesuatu ,yang di ikuti dengan menurunnya kemampuan intelektual.
Isi  perut (viscera)mengalami perubahan bentuk seiring dengsn bertambahnya usia .Berhentinya pertumbuhan (athropia)khususnya ditandai dan di ketahui lewat limpa,hati,alat reproduksi,jantung,paru – paru ,pankreas,dan ginjal. Barangkali perubahan yang paling besar  terjadi pada jantung.Pada awal kehidupan,posisi  jantung lebih dekat dengan dada.bagian tengah dari  pada usia dan terus tumbuh,bahkan  sampai setelah tumbuh  berhenti  bekerja.Oleh karena itu ,ratio berat jantung dengan berat badan berkurang secara  bertahap  sesuai dengan sengaja .sebagai akibat dari mulai dari jumlah timbunan jaringan  lemak dan kalsium.perubahan kualitas elastisitas jaringan ,katup jantung secara bertahap menjadi kurang halus dan kurang lentur .Seluruh saluran usus  ,saluran kencing dan organ otot yang lembut biasanya merupakan organ tubuh yang paling sedikit terpengaruh dan paling akhir di pengaruhi oleh usi yang bertambah lanjut.
3.         Perubahan pada Fungsi Fisiologis
Disamping berbagai perubahan yang sudah dijelaskan tadi juga terjadi perubahan pada fungsi organ. Pengaturan temperatur badan dipengaruhi oleh memburuknya sistem pengaturan organ – organ. Orang yang sudah tua tidak tahan terhadap temperatur yang sangat panas atau sangat dingin, hal ini disebabkan oleh menurunnya fungsi pembuluh darah pada kulit. Berkurangnya tingkat metabolisme dan menurunnya kekuatan otot – otot juga mengakibatkan pengaturan suhu badan menjadi sulit.
Apabila orang berusia lanjut menjadi sulit bernafas sebagai akibat dari cara pemanfaatan tenaga yang tidak normal, maka ia memerlukan waktu lebih lama untuk membentuk tarikan pernafasan dan gerakan jantung yang normal di banding pada waktu masih muda.Tingkat denyut nadi dan konsumsi oksigen lebih beragam di antara mereka yang sudah berusia lanjut di banding mereka yang lebih muda.meningkatnya tekanan darah yang terjadi akibat bartambah kerasnya dinding pembuluh arteri aorta dan pusat, merupakan gejala umum bagi orang yang berusisa lanjut.air seni yang di produksi oleh orang usia lanjut berkurang dan kandungan creatinedalam air seni juga berkurang dibanding orang – orang yang lebih muda.
Pada usia lanjut, terjadi penurunan dalam jumlah waktu tidur yang diperlukan dan kenyenyakan tidurnya. Pada usia 60 an,atau 70 an jumlah istirahat dan waktu tidur berkurang sebanyak 1 atau 2 jam, sebagai pengganti periode waktu tidur yang lebih panjang pada orang yang lebih muda orang usia lanjut pada umumnya menderita gangguan susah tidur (insomnia), terutama bagi wanita.
Perubahan dalam hal pencernaan mungkin merupakan perubahan yang paling kelihatan dalam fungsi pengturan pencernaan. Kesulitan dalam makan sebagian diakibatkan oleh gigi yang ompong,yang merupakan gejala umum bagi oarang usia lanjut, dan juga karena daya pencium dan perasa menjadai kuarang tajam. Semua ini menyebabkan jenis makanan yang paling lezat menjadi terasa tidak enak.
Berhentinya perkembangan dinding kelenjar perut dan isi perut secara bertahap mengakibatkan menurunnya peragian dan cairan yang membantu dalam proses pencernaan. Dengan demikian orang berusia lanjut perlu minum banyak untuk membantu proses pelumasan dan penghancuran elemen – elemen makanan.
Ketahanan dan kemampuan bekerja menurun karena mengendornya otot – otot dan kelemahan yang bersifat menyeluruh mengakibatkan orang yang berusia lanjut semakin sulit untuk melakukan pekerjaan yang berat dalam tempo yang relatif singkat menurun sesuai dengan bertambahnya usia, sedang apabila dilakukan untuk waktu yang lama semakin meningkat. Di samping itu orang berusia lanjut memerlukan waktu yang relatif lama untuk memulihkan tenaganya dari keletihan fisik dan keletihan mental, yang di sebabkan oleh ketegangan syaraf dan beban mental yang terus terjadi dalam tempo waktu yang relatif lama. Akibatnya orang berusias lanjut pada umumnya belajar untuk mengurangi berbagai jenis pekerjaan yang memerlukan kecepatan atau kekuatan fisik.
4.         Perubahan Panca Indera
Pada usia lanjut fungsi seluruh organ pengindraan kurang mempunyai sensitivitas dan efisiensi kerja dibanding yang dimiliki oleh orang yang lebih muda. Bagaimanapun juga karena dalam banyak kasus perubahan indera berlangsung secara lambat dan bertahap, maka setiap individu mempunyai kesempatan untuk melakukan penyesuaian terhadap perubahan tersebut. Lebi lanjut, pemakain kaca mata dan alat bantu untuk dapat mengatasi kerusakan indera melihat atau kehilangan indera pendengaran.
Mata dan telinga merupakan dua organ tubuh yang paling banyak digunakan setiap saat da banding indera lainnya. Oleh karena itu keduanya merupakan organ yang paling banyak dapengaruhi oleh pertambahan usia, walaupun perubahan fungsi seluruh organ tubuh juga terjadi.
5.         Perubahan Seksual
Masa berhentinya reproduksi keturunan (klimakterik) pada pria datang belakangan dibanding masa menopause pada wanita, dan memerlukan masa yang lebih lama. Pada umumnya ada penurunan potensi seksual selama usia enan puluahan, kemudian berlanjut sesuai dengan bertambahnya usia. Seperti masa menopause, masa klimakterik disertai dengan menurunnya fungsi gonadal. Karena gonadaladalah yang bertanggung jawabterhadap berbagai perubahan yang terjadi selama masa klimakterik.
Klimakterik pada pria mempunyai dua efek umum. Pertama, terjadi penyusutan atau penurunan ciri – ciri seks sekunder. Misalnya perubahan suara, titik nada suara meninggi, rambut pada bagian wajah dan kekerasan otot secara umum menurunmenjadi lembek. Secara umum orang berusia lanjut berkurang kelaki – lakiannya, di banding pada masa sebelumnya. Begitu juga wanita berkurang keluwesannya setelah masa menopase terjadi.
Kedua, klimakterik pada pria mempengaruhi fungsi seksual. Walaupun potensi seksual telah berkurang, tetapi tidak berarti bahwa keinginan seksualnya menurun, atau kemampuan untuk melakukan hubungan seksual menurun. Terdapat bukti bahwa pengaruh budaya terhadap menurun atau meningkatnya kemampuan dan keinginan untuk melakukan hubungan seksual lebih besar di banding perubahan fisik. Pengaruh kebudayaan terhadap seseorang atau masyarakat menimbulkan kecemasan yang berpengaruh terhadap sikap perilaku seksualpria maupun wanita. Pria dan wanita sering menahan diri untuk melakukan hubungan seksualnya pada usia tua atau menghindari perkawinan ulang, karena sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap hubungan seksual antara orang berusia lanjut dan keraguan terhadap kemampuan seksual merekamental.
            Untuk menghindari gangguan terhadap rasa bangga akan kepuasan seksual terutama pria, menahan diri untuk melakukan kegiatan seksual ketika mereka bertmbah tua.
Kekuatan terhadap keinginan seksual pada usia lanjut sangat tergantung pada kesehatan seseorang secara umum dan cara penyesuaian seksual yang melakukan pada awal masa kehidupan. Bagi mereka yang penyesuaian seksualnya dimasa remaja buruk, terbukti akan lebih cepat kehilangan kemampoan seksual dibanding mereka yang melakukan penyesuaian dengan baik.
2.6.2 Perubahan Kemampuan Motorik Pada Usia Lanjut
Orang berusia lanjut pada umumnya menyadari bahwa mereka berubah lebih lambat dan koordinasi gerakannya kurang begitu baik dibanding masa muda mereka. Perubahan dalam kemampuan motorik ini disebabkan oleh pengaruh fisik dan psikologis.
1.         Penyebab fisik
Penyebab Fisik yang mempengaruhi perubahan – perubahan dalam kemampuan motorik meliputi menurunnya kekuatan dan tenaga,yang biasanya menyertai perubahan fisik yang terjadi karena bertambahnya usia,menurunnya kekerasan otot, kekakuan pada persendian, gemetar pada tanagn, kepal, dan rahang bawah.
2.         Penyebab Psikologi
Berbagai penyebab psikologis yang mempengaruhi perubahan dalam kemampuan motorik berasal dari kesadaran tentang merosotnya dan perasaan akan keadaan diri kalau di bandingkan dengan orang yang lebih muda dalam arti kekuatan, kecepatan, dan keterampilan. Tekanan emosional, yang berasal dari sebab – sebab psikologis, dapat mempercepat perubahan kemampuan motorik atau menurunnya motivasi untuk mencoba melakukan sesuatu yang masih dapat dilakukan.
Terdapat bukti bahwa latihan fisik dan kesibukan bekerja dapat mencegah atau paling tidak menghambat kecepatan penurunan kemampuan motorik. Bagi mereka yang masih terus melakukan latihan fisik,secara keseluruhan, mempunyai koordinasi dan keterampilan fisik yang lebih baik di banding yang tidak melakukan hal itu. Bagaimanapun juga, walaupun dalam kondisi yang paling menyenangkan dan motivasi tertinggi, hanya beberapa individu saja yang dapat berharap bahwa kemampuan motorik mereka akan terus berlangsung dengan tingkat yang sama seperti yang pernah dicapai pada waktu masih muda.
Pada saat seluruh kemampun motorik menurun sampai pada batas tertentu, beberapa orang mengalami proses penurunan yang lebih cepat di banding lainnya. Perubahan dalam kemampuan motorik yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap penyesuaian pribadi dan sosial.
2.6.3 Perubahan Kemampuan Mental Pada Usia Lanjut
Baltes dan Schain memberi komentar “selama beberapa dekade yang lalu psikologi tentang usia lanjut lebih dipengaruhi pendapat klise tentang kemunduran”. Hasil studi para psikolog telah memperkuat kepercayaan yang yang populer dalam masyarakat,bahwa dengan kecenderungan tentang menurunnya berbagai hal, secara otomatis akan timbul kemunduran kemampuan mental.
Dewasa ini terdapat bukti nyata dan kepercayaan yang populer bahwa perubahan dalam kemampuan mental, tersebut tidak hanya dipertanyakan oleh ilmuan saja, tetapi perhatian ilmiah  telah secara langsung mencoba meningkatkan tehnik dan metode yang digunakan untuk mengukur apa yang dinamakan dengan kemunduran mental, yang menurut dugaan terjadi sejak awal usia lanjut. Penelitian tersebut juga mencoba untuk mencari perbedaan perubahan mental bagi setiap individu yang secara kronologis mempunyai persamaan usia tetapi mempunyai perbedaan intelektual.
Sampai saat ini, bukti – bukti nyata yang digunakan sebagai fakta bahwa jumlah perubahan kemampuan mental lebih sedikit dibanding yang telah dipercayai dan ada tanda – tanda perbadaan individu dalam perubahan ini. Pendapat klise yang populer tentang menurunnya kemampuan mental sebagai salah satu ciri yang terpenting bagi orang usia lanjut secara bertahap semakin berkurang, tetapi pendapat tersebut masih ada dan terus di percayai sampai dapat dikemukakan bukti – bukti sebagai fakta yang dapat menggugurkan keseluruhan pendapat tersebut.
1.         Penyebab Perubahan dalam Kemampuan Mental
Pada masa lalu diduga kerusakan mental yang tidak dapat dihindari juga di ikuti oleh kerusakan fisik. Menurunnya kondisi fisik yang menunjang terjadinya kerusakan mental telah di tunjukkan dengan fakta bahwa perlakuaan terhadap hormon seks pada wanita berusia lanjut dapat meningkatkan kemampuan berfikir, mempelajari bahan baru, menghafal, mengingat, dan meningkatkan kemauan untuk mengeluarkan energi intelektual.pada pihak lain berbagai kondisi phatologis seperti tekanan darah tinggi, mengarah pada hilangnya kemampuan intelektual pada usia lanjut meskipun menurut Wilkie dan Eisdorfer bahwa gangguan – gangguan semacam itu bukan merupakan bagian dari  proses ketuaan yang normal.
Langkahnya perangsang dari lingkungan juga mempengaruhi kecepatan tingkat penurunan mental. Dalam hal mental seperti pada belajar aspek motorik, kelanjutan dan latihan yang dilakukan selama bertahun – tahun akan memperlambat kecepatan tingkat penurunan mental. Mereka yang terus bekerja hingga mencapai akhir masa hidupnya mempunyai fungsi otak yang lebih normal dan dapat melakukan tes kecerdasan dengan lebih baik di banding mereka yang mengaggur.
Apa yang mungkin di terjemahkan sebagai kelemahan secara menyeluruh yang di akibatkan oleh menurunnya kemampuan intelektual terutama disebabkan oleh pendengaran yang buruk. Dengan menurunnya fungsi dan kemampuan pendengaran bagi orang berusia lanjut, maka banyak dari mereka yang gagal dalam menangkap isi pembicaraan orang lain kemudian mereka mengatakan bahwa kesadaran mentalnya sudah berubah tidak seperti dulu lagi.
2.         Variasi Perubahan Mental
Seperti yang terjadi pada penurunan dalam aspek lainnya, penurunan mental untuk setiap individu juga sangat berbeda. Tidak ada usia tertentu yang dianggap sebagai awal mula terjadinya penurunan mental dan tidak ada pola khusus dalam penurunan mental yang berlaku untuk semua orang berusia lanjut. Di samping ada perbedaan dalam tingkat penurunan mental di antara individu dalam usia kronoiogis yang sama, pada individu yang sama juga terjadi perbedaan tingkat penurunan kemam-puan mental yang berbeda.
          Beberapa Perubahan mental pada Usia Lanjut
a.         Belajar
Orang yang berusia lanjut lebih berhati-hati dalam belajar, memerlukan waktu yang lebih banyak untuk dapat mengintegrasikan jawaban mereka, kurang mampu mempelajari hal-hal baru yang tidak mudah diinfgrasikan dengan pengalaman masa lalu, dan hasilnya kurang tepat dibanding orang yang lebih muda.

b.         Berpikir dalam Memberi Argumentasi
Secara umum terdapat penurunan kecepatan dajam mencapai kesimpulan, baik dalam alasan induktif maupun deduktif. Sebagian dari hal ini, merupakan akibat dari sikap yang terlalu hati-hati dalam mengungkapkan alasan yang gradasinya cenderung meningkat sejalan dengan pertambahan usia.
c.         Kreativitas
Kapasitas atau keinginan yang diperlukan untuk berfikir kreatif bagi orang berusia lanjut cende­rung berkurang. Dengan demikian prestasi kreativitas dalam menciptakan hal-hal penting pada orang berusia lanjut secara umurn relatif kurang dibanding mereka yang lebih muda.
d.         Ingatan
Orang berusia lanjut pada umumnya cenderung lemah dalam mengingat hal-hal yang baru dipelajari dan sebaliknya baik terhadap hal-hal yang telah lama dipelajari. Sebagian dari ini disebabkan oleh fakta bahwa mereka tidak selalu termotivasi dengan kuat untuk mengingat-ingat sesuatu, sebagian disebabkan oleh kurangnya perhatian, dan sebagian lagi disebabkan oleh pendengaran yang kurang jelas serta apa yang didengarnya berbeda dengar yang diucapkan orang.
e.         Mengingat Kembali
Kemampuan dalam mengingat ulang banyak dipengaruhi oleh faktor usia dibanding pemahaman terhadap objek yang ingin diungkapkan kembali. Banyak orang berusia larjut yang menggunakan tanda-tanda, terutama simbol visual, suara, dan gerakan (kinesthetic), untuk membantu kemampuan mereka dalam meng­ingat kembali.
f.          Mengenang
Kecenderungan untuk mengenang sesuatu yang terjadi pada masa lalu meningkat semakin tajam sejalan dengan bertambahnya usia. Seberapa besar kecenderungan seseorang dalam mengingat kembali masa lalunya terutama tergantung pada kondisi hidup seseorang pada usia lanjut. Makin senang kehidupan seseorang pada usia lanjut makin kecil waktu yang digunakan untuk mengenang masa lalu dan sebaliknya.
g.         Rasa Humor
Pendapat  umum yang sudah klise tetapi banyak dipercaya orang, bahwa orang berusia lanjut kehilangan rasa dan keinginannya terhadap hal yang lucu-lucu. Pendapat seperti ini benar dalam hal kemampuan mereka untuk membaca komik berkurang, dan perhatian terhadap komik yang dapat mereka baca bartambah dengan bertambehnya usia.
h.         Perbendaharaan Kata
Menurunnya perbendaharaan kata yang dimiliki orang berusia lanjut menurun sangat kecil. karena mereka secara konstan mengguna­kan sebagian besar kata yang pernah dipelajari pada masa anak-anak dan remajanya. Sedang untuk belajar kata-kata pada usia lanjut lebih jarang dilakukan.
i.          Kekerasan Mental
Kekerasan mental sangat tidak bersifat universal bagi usia lanjut. Hal ini bertentangan dengan pendapat klise yang mengatakan bahwa orang berusia lanjut mempunyai mental yang keras. Apabila kekerasan mental terjadi schma usia madya, hal ini cenderung menjadi semakin tampan sejalan dengan bertambahnya usia, yang umumnya karena orang berusia lanjut lebih lambat uan lebih sulit dalam belajar daripada yang pernah dilakukan sebelumnya dan mereka percaya bahwa nilai-nilai dan cara-cara lama dalam melakukan sesuatu lebih baik daripada cara dan nilai yang baru. uraian ini bukan merupakan suatu pengertian yang kaku, tetapi lebih merupakan keputusan dengan alasan-alasan yang secara hati-hati disusun dan diungkapkan.
2.6.4 Perubahan Minat Pada Usia Lanjut
Seperti perubahan fisik, mental dan gaya hidup pada orang-orang berusia lanjut, juga terjadi perubahan minat dan keinginan yang tidak dapat dihindari. Sejumlah kondisi yang berkenaan dengan hal tersebut yang dianggap penting.
Terdapat  hubungan yang erat antara jumlah keinginan dan minat orang pada seluruh tingkat usia dan keberhasilan penyesuaian mereka. Sebaliknya hal ini menentukan kebahagiaan atau ketidakbahagiaan yang akan diperoleh. Pada usia lanjut, pendapat seperti ini benar untuk setiap tingkat usia selama kurun waktu kehidupan.
Hal itu penting untuk diketanui, karena bagaimanapun juga penyesuaian pada usia lanjut sangat dipengaruhi oleh perubahan minat dan keinginan yang dilakukan. secara sukarela atau terpaksa. Apabila orang yang berusia tua ingin mengubah minat dan keinginannya karena alasan kesehatan, situasi keuangan atau alasan lainnya mereka akan memperoleh kepuasan yang lebih baik dibanding mereka yang menghentikan kegiatannya karena sikap yang tidak menyenangkan dari sebagian kelompok masyarakat.
Seperti minat dan keinginan seseorang dari setiap tingkat usia. hal ini juga sangat berbeda pada mereka yang sudah tua. Bagaimanapun juga, keinginan tertentu mungkin dianggap sebagai tipe keinginan orang lansia pada umumnya, antara lain :
1.         Minat Pribadi
Minat atau ketertarikan pribadi pada usia lanjut antara lain muliputi minat terhadap diri sendiri, minat terhadap penampilan, minat pada pakaian dan minat pada uang.
          Minat dalam Diri Sendiri Orang menjadi semakin dikuasai oleh diri sendiri apabila ia semakin tua. Orang mungkin menjadi sangat berorientasi pada egonya (egocentric) dan pada dirinya (self-centiud) di mana mereka  lebih banyak berpikir tentang  dirinya daripada orang lain dan kurang memperhatikun keinginan dan kehendak orang lain. Sikap yang berorientasi pada diri sendiri menimbulkan sikap sosial yang tidak menyenangkan terhadap orang berusia lanjut, yang tampak merupakan hal yang lazim dewasa ini. Orang yang lebih muda yang menyadari tentang harapan masyarakat terhadap kerja sama dan tidak mengutamakan diri pribadi sering merasa sangat kontradiktif apabila menemui orang berusia lanjut yang begitu bangga dan berorientasi pada, diri sendiri.
Beberapa Kondisi Umum yang mempengaruhi Perubahan Minat pada Usia Lanjut
a.         Kesehatan
Perubahan terhadap kesehatan dan kekuatan fisik dapat dilihat dari keinginan yang meningkat untuk mencari kegiatan yang dilakukan duduk terus menerus, dan menurunnya keingin­an terhadap kegiatan yang memerlukan ke­kuatan fisik dan tenaga.
b.         Status Sosial
Orang berusia lanjut dari kelompok sosial yang lebih tinggi biasanya mempunyai tingkat ke­inginan yang lebih tinggi dibanding yang berasal dari kelompok sosial yang lebih rendah. Mereka yang berasal dari kelompok banyak terus melakukan keinginan yang telah dikembangkan pada masa awal kehidupannya.
c.         Status Ekonomi
Orang berusia lanjut yang tidak mempunyai cukup uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya sering menghentikan banyak kegiatan yang penting bagi mereka kemudian memusatkan perhatiannya pada satu kegiatan yang dapat menghasilkan scsuatu, tanpa memperhatikan apakah hal itu penting bagi mereka atau me­menuhi kebutuhannya.
d.         Tempat tinggal
Di mana orang berusia lanjut tinggal banyak dipengaruhi oleh pertimbangan apakah ke­inginan yang biasa mereka penuhi pada masa kehidupan sebelumnya masih dapat dilakukan atau tidak. Apabila mereka tinggal di rumah mereka sendiri dengan anggota keluarganya, maka keinginan yang dulu biasa mereka lakukan tampaknya bisa diteruskan. dibanding apabila mereka tinggal Serumah dengan anaknya yang telah menikah atau tinggal di penampungan para pensiunan.
e.         Seks
Wanita, sebagai kelompok, lebih banyak mem­punyai minat pada usia tua dibanding pria, seperti yang mereka lakukan selama masa mudanya. Karena hanya sedikit keinginan yang telah mereka kembangkan pada waktu masih muda, maka banyak pria berusia ianjut mengalami kesulitan dalam mengolah keinginannya sesuai dengan banyaknya waktu luang setelah mereka pensiun.
f.          Status Pernikahan
Seperti halnya pria dan wanita yang tidak menikah pada awal masa dewasa dan usia madya yang mempunyai banyak waktu dan uang untuk memenuhi keinginan mereka dibanding yang menikah, begitu juga terjadi pada orang-orang berusia lanjut yang tidak menikah. Beberapa keinginan mereka mungkin hal yang baru, tetapi sebagian besar merupakan bawaan sejak masa muda dulu.
g.         Nilai
Seperti hanya berubahnya nilai, maka nilai keinginan pun selalu berubah pada setiap tingkat usia. Pada usia lanjut, perubahan nilai keinginan lebih umum terjadi dan biasanya mengarah ke sikap konservasi. Hal ini mempengaruhi nilai relatif yang mereka canangkan dalam keinginan mereka. Misalnya orang berusia lanjut mungkin lebih menghargai kontak sosial dibanding melakukan hobi sebagai kompensasi dari kesepian karena kehilangan pasangan.
          Minat pada  Penampilan Walaupun beberapa  orang berusia lanjut menganggap penting tentang penampilan mereka seperti yang dulu biasa dilakukan tetapi banyak juga yang menunjukkan sikap tidak perduli terhadap penampilannya. Mereka mungkin akan berhenti dalam merawai pakaian, bahkan mereka tidak ambil pusing dengan perawatan diri. Sementara ada sebagian yang tampak kotor dan jorok dalam penampilan, tetapi orang berusia lanjut umumnya tidak banyak menggunakan waktu agar penampilannya lebih menarik, atau sedapat mungkin menutupi tanda-tanda ketuaan fisik mereka.
Ada sejumlah penjelasan tentang menurunnya keinginan dalam penampilan sejalan dengan pertambahan usia makin aktif seseorang dengan kegiatan sosial, makin terangsang mereka untuk merawat diri agar penampilannya lebih menarik. Sebaliknya, orang yang mengundurkan diri dari kegiatan sosial mempunyai motivasi yang lebih rendah dalam menjaga dan merawat penampilan-nya.
          Status ekanomi orang berusia lanjut merupa­kan faktor penting yang menentukan tingkat ketertarikan mereka dalam merawat dan menjaga penampilan. Apabila setiap sen dan uangnya harus dihitung dan apabila beberapa hal penting dalam kehidupan. harus dihemat maka uang yang  dimanfaatkan untuk merawat dan menjaga pe­nampilan seseorang dianggap sebagai kemewahan yang tak menghasilkan apa-apa.
          Tempat tinggal juga sangat memainkan peranan penting dalam menentukan tingkat ketertarikan seseorang dalam merawat penampilannya. Mereka yang hidup sendiri berminat jauh lebih sedikit dibanding yang tinggal bersama anak yang telah dewasa atau tinggal dalam rumah bersama orang-orang berusia lanjut lainnya.
          Minat terhadap Pakaian
            Minat terhadap pakaian tergantung pada sejauh mana orang berusia lanjut terlibat dalam kegiatan sosial. Sebagian tergantung pada status ekonomi, dan sebagian lagi tergantung pada kesadaran untuk menerma kenyataan bahwa .mereka telah lanjut usia sehingga harus menyesuaikan diri. Beberapa orang berusia lanjut ada yang masih terus memakai gaya dan model yang biasa mereka pakai pada masa muda dan madya sehingga menolak untuk berpakaian model masa kini, walaupun mereka harus memesan secara khusus pada tukang jahit.
          Minat Terhadap Uang
Minat terhadap uang selama usia tua semakin berkurang, yang biasanya ke­sadaran tentang itu semakin besar sejalan dengan bertambahnya usia. Pensiunan atau pengangguran mungkin akan menjalani masa tuanya dengan Pendapatan yang kurang bahkan mungkin tanpa pendapatan sama sekali, kecuali mereka memenuhi syarat untuk mnmperoleh dana sosial atau jaminan kesejahteraan. masalah seperti ini menjadikan mereka mengfokuskan perhatian pada berbagai usaha untuk memperoleh uang dan merangsang minat mereka untuk berusaha keras dalam men­cari uang.
          Minat Untuk Rekreasi
Pria dan wanita berusia lanjut cenderung untuk tetap tertarik pada kegiatan rekreasi yang biasa dinikmati pada masa mudanya. dan mereka hanya akan mengubah minat tersebut kalau betul-betul diperlukan. Perubahan utama yang terjadi adalah secara bertahap mempersempit minat dibanding perubahan radikal terhadap pola yang sudah dibentuknya, dan mengubah minat ke bentuk rekreasi yang bersifat permanen.
          Minat Sosial
Dalam bertambahnya usia mengakibatkan banyak orang yang merasa menderita karena jumlah kegiatan sosial yang dilakukannya semakin berkurang. Hal ini lazim diistilahkan sebagai lepas dari kegiatan kemasyarakatan (  sosial di sengagement ) yaitu suatu proses pengenduran diri secara timbale balik pada masa usia lanjut dari lingkungan sosial. Social disagegament seperti yang dijelaskan oleh birren meliputi empat elemen pelepasan beban ( load shedding ) yaitu meliputi ketertiban dengan orang lain berkurang, mengurangi variasi peranan sosial yang dimainkan penggunaan kemampuan mental yang semakin bertambah dan berkurangnya partisipasi dalam kegiatan fisik.
Semakin terisolir dari kegiatan sosial, semakin tidak berkembang dan kecil orang berkesempatan orang berusia lanjut untuk tetap mempertahankan aktualisasinya. Sebagai akibatnya, mereka merasa bosan pada orang lain, padahal sikap seperti ini menjadikan mereka lebih terisolasi dari kegiatan sosial.
          Minat terhadap keagamaan.
Walaupun terdapat kepercayaan popular dalam masyarakat yang mengatakan bahwa orang tertarik pada keagamaan pada saat kehidupan hampir selesai, akan tetapi bukti – bukti yang menunjang kepercayaan seperti ini sangat sedikit. Sementara orang yang berusia lanjut menjadi lebih tertarik pada kegiatan keagamaan karena hari kematiaannya semakin dekat atau karena mereka sangat tidak mampu tetapi pada umumnya mereka tidak harus tertarik pada keagamaan karena pertimbangan keagamaan tersbut dapat menciptakan minat baru atau dapat merupakan titik perhatian baru.
          Minat Untuk Mati
Semakin lanjut usia seseorang, biasanya mereka menjadi semakin kurang tertarik terhadap kehidupan ahkerat dan lebih mementingkan tentang kematian itu sendiri serta kematiannya sendiri.Kususnya bagi orang yang kondisinya fisik dan mentalnya semakin memburuk.Pada waktu kesehatanya memburuk,mereka cenderung untuk berkonsentrasi pada masalah kematian dan mulai dipengaruhi oleh penasaran seperti itu.Hal ini secara langsung bertentangan dengan pendapat orang yang masih muda,di mana kematian bagi mereka tampaknya masih jauh dan karena itu mereka kurang memikirkan tentang kematian.
Apabila keinginan terhadap kematian berubah dari tertarik terhadap kehidupan setelah mati,yang merupakan ciri-ciri orang yang masih muda menjadi kematian diri seseorang,sebagai ciri-ciri orang yang telah tua,penelitian tentang itu menunjukkan bahwa keinginan tersebut ada dalam berbagai bentuk.Yang berhubungan dengan lima pertanyaan utama yang hampir selalu di tanyakan oleh orang berusia lanjut terhadap diri mereka sendiri atau yang ditanyakan pada orang lain pada suatu kesempatan atau lainnya.





                               
BAB III
PENUTUP
3.1             Simpulan
            Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan progesif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Seperti yang dikatakan oleh Van den Daele “ Perkembangan berarti perubahan secara kualitatif”. Ini berarti bahwa perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa sentimeter pada tinggi badan seseorang atau peningkatan kemampuan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks. Terdapat beberapa fakta – fakta yang terkait dengan perkembangan diantaray adalah
1. Dasar – dasar pemulaan adalah sikap kritis
2. Bahwa kematangan dan belajar memainkan peranan yang penting dalam perkembangan
3. Bahwa perkembangan itu mengikuti pola tertentu dan yang dapat diramalkan
4. Bahwa semua individu berbeda
5. Bahwa setiap tahapan perkembangan mempunyai pola perilaku yang karakteristik
6. Bahwa setiap tahapan perkembangan mempunyai resiko
7. Bahwa perkembangan itu dibantu oleh adanya rangsangan
8. Bahwa perkembangan dipengaruhi perubahan budaya
9. Bahwa terdapat harapan sosial untuk setiap tahap perkembangan
10. Bahwa ada keyakinan tradisional akan manusia dalam semua tingkat usia
            Proses perkembangan pada tahap akhir yaitu tahap lansia. Lansia adalah Usia tua adalah preode penutupan dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu priode dimana periode hidup seseorang telah “beranjak jauh”dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat. Bila seseorang yang sudah beranjak jauh dari priode hidupnya yang terlalu, ia sering melihat masa lalunya, biasanya dengan penuh penyesalan dan cenderung ingain hidup masa sekarang, mengabaikan masa depan sedepan mungkin.
            Sama seperti setiap periode lainnya dalam rentang kehidupan seseorang, usia lanjut ditandai dengan perubahan fisik dan psikologis tertentu, efek-efek tersebut menentukan, sampai sejauh tertentu,apakah pria atau wanita usia lanjut akan melakukan penyesuaian diri secara baik atau buruk dari pada yang baik dan kepada kesengsaraan dari pada ke bahagiaan. Itulah sebabnya mengapa usia lanjut lebih ditakuti dari pada usia madya dalam ke budayaan America.
            Pada lansia yang sehat, kepribadiannya tetap berfungsi dengan baik, kecuali kalau mereka mengalami gangguan kesehatan jiwanya atau tergolong patologik. Sifat kepribadian seseorang sewaktu muda akan lebih nampak jelas setelah memasuki lansia sehingga masa muda diartikan sebagai karikatur kepribadian lansia. Dengan memahami kepribadian lansia tentu akan lebih memudahkan masyarakat secara umum dan anggota keluarga lansia tersebut secara khusus, dalam memperlakukan lansia dan sangat berguna bagi kita dalam mempersiapkan diri jika suatu hari nanti memasuki masa lansia. a. Tipe kepribadian Konstruktif. b. Tipe Kepribadian Mandiri. Tipe kepribadian tergantung.d. Tipe Kepribadian bermusuhan.e. Tipe kepribadian kritik diri.
            Pada tahap lansia juga terjadap banyak perubahan – perubahan yang terjadi dan juga penyesuaian dinya terhadap perubahan tersebut antara lain :
1. perubahan penampilan
2. Perubahan bagian dalam tubuh
3. Perubahan pada bagian fisiologis
4. Perubahan kemampuan mental
5. Perubahan minat

3.2             Saran
            Setelah memperoleh kesimpulan tentang Perkembangan Kepribadian pada tahap lansia  maka penyusun dapat mengemukakan saran sebagai berikut :
1.      Bagi Pembaca
Diharapkan penyusunan ini memberi masukan dan dapat diaplikasikan di kehidupan
2.      Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan pnyusunan ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk melakukan pembuatan maklah selanjutnya